Jumat, 06 April 2018

Bukan Puisi tapi Rindu

Saya rindu Kota Malang
Kota Malang zaman dahulu
Tahun 1997-2012

Saya rindu rumah
Rumah zaman dahulu
Yang ada kolam ikannya
Yang berwarna catnya
Yang lembab temboknya

Saya rindu semua hal yang banyak kenangannya
Rindu
Rindu
Dan rindu
Kamu cukup menguras air mata saya

Selamat ulang tahun Kota Malang
Saya merindukanmu
Maaf sudah meninggalkanmu
Terima kasih sudah mengukir banyak kenangan indah antara saya dan keluarga saya di zaman dahulu
Kenangan yang tidak bisa diukir lagi di tempat saya saat ini

Malang, 7 April 2018
Yang merindukan Kota Malang zaman dahulu

Hedys

Senin, 18 September 2017

.

Bagaimana aku bisa pergi? Bahkan diantara kegelapan kamu masih tetap bersinar.

Kukira 3 tahun sudah lebih dari cukup, tapi, ternyata kamu masih ingin bertahan lebih lama lagi. Disini. Didalam hati ini.

But when i'm going to go, you are growing up in my heart.

And i fallin love with you. Once again. Once again. And one more and more.

Teruntuk kamu, perasaan ini milikku. Aku yang akan bertanggung jawab atas perasaanku sendiri. Biar kurasakan sendiri sakitnya.


Senin, 31 Juli 2017

Dear Mas X

Dear mas X,
Hehe apa kabar? Aku harap kamu baik-baik aja
Hari ini aku diceritain jun kalo beberapa hari yang lalu jun ketemu kamu ya mas? Waktu itu juga pernah ketemu sama Danu juga ya? Kadang aku iri sama mereka, abisnya mereka bisa ketemu sama kamu, tapi aku gak pernah ketemu sama kamu walaupun Cuma papasan aja. Waktu itu digodain apa sama jun mas? Aku kepo, tapi jun lama banget bales lineku. Zbl hehe. Aku juga pengen ikut godain kamu.

Dear mas X,
Aku rindu.
Pengen liat senyumnya.
Pengen denger suaranya.
Pengen pegang tangannya. Salaman maksudnya. Ehe.
Aku tau kok, harusnya 3 tahun itu waktu yang cukup ya buat move on? Tapi kok aku masih belum bisa move on ya. Kamu pasti udah move on lama ya mas? Iyalah, aku ni apa. Move on dari perempuan kayak aku ni pasti gampang. Ehe.

Dear mas X,
Aku lagi dideketin sama cowok. Dia ganteng. Ehe. Hits di kampusnya kata temenku. Banyak yang suka dia.
Tapi aku masih stuck on you, mas.
Gimana aku bisa suka sama orang baru kalo hatiku maunya ke kamu masihan. He he.
Bagi tips dong, gimana caranya bisa cepet move on dan bisa mbuka hati lagi buat orang lain?
Atau biarin aja aku nunggu kamu sampai kamu balik lagi ke aku? Ah ga mungkin, kamu bahkan udah buang aku jauh jauh dari hati dan kehidupanmu kan? Iya kan?


Jember, 21 Juli 2017

Hedys

Rabu, 06 Januari 2016

Anak Rantau

Assalamualaikum..
Sore ini lagi iseng buka blog yang isi pos terakhirnya tahun 2014, untungnya aku nggak nemu sarang laba-laba sih. Aku langsung bersyukur jadi nggak perlu bersih-bersih (Apasih). Sebenernya besok mau ada UAS sih, tapi berhubung aku nggak ngeprint slide jadi mau nggak mau ya belajar di laptop kesayangan. Ya gini ini nih kalau belajar di laptop, mau buka ppt eh malah kesasar buka blog dan youtube.

Oke, hari ini aku mau cerita tentang kehidupanku yang sekarang udah jadi anak rantau. Bahasanya santai aja deh, nggak usah kayak pos sebelumnya yang sok puitis, sok hitz, dan alay max. Rasanya antara nyesel nggak nyesel sih milih buat kuliah di luar kota, nyesel karena ternyata merantau tidak seindah yang aku bayangkan. Sedikit bocoran kalau aku seminggu pertama merantau tiap abis sholat ashar nangis dan itu berlangsung tiap hari, bawaannya kangen rumah max. Padahal dulu ibukku pernah bilang kalo nanti di Malang aku nggak boleh nangis, terus dengan pede aku bilang "Ya enggaklah, nangisin apa" karena aku mikirnya aku merantau di kota kelahiranku yang aku 15 tahun tinggal disini tapi sekarang aku merasakan bagaimana susahnya menjadi anak kost. Mbayangin kalau di rumah mau makan ya tinggal ambil di meja makan, kalau di kos di atas meja ya helmnya anak-anak. Emang aku disuruh makan helm-_-
Mungkin ini wajar sih untuk anak rantau baru, wajarlah kalau mereka nangis, banyak kok yang nangis kayak aku. Walaupun nggak nangis pasti pernah walaupun cuma sekali BAPER kalau inget rumah.

Well, diantara ketidakenakan dan kesusahan jadi anak kost tapi dibalik itu semua banyak banget hikmahnya. Mungkin aku adalah salah satu orang pilihan Allah yang diberi kesempatan untuk belajar mandiri, belajar untuk bisa hidup sederhana. Harus bisa jadi wanita yang kuat, biar suatu hari nanti aku bisa mindah kampus ke gumuk sebelah rumah *loh.
Awalnya sempet ragu, aku bisa nggak ya bertahan 4 tahun ditambah 9 bulan kuliah profesi disini, tapi aku mikir masuk sini itu nggak gampang. Kursi yang aku dudukin ini direbutin banyak orang, berarti kalau Allah saja memberi kesempatan aku duduk disini, kenapa aku harus mundur?

Jadi, untuk kalian kalian anak rantau yang masih sedih karena harus jauh dari orang tua, kalian harus bersyukur. Allah memberi kesempatan kepada kalian karena kalian mampu. Ingat kalian adalah manusia istimewa yang diberi kesempatan untuk belajar mengerti arti kehidupan yang sebenarnya. Allah mengetahui yang terbaik untuk hamba-Nya.
Wassalamualaikum.

Malang, 6 Januari 2016
Yang selalu merindukan rumah(?)


Hedys

Rabu, 05 November 2014

Topeng



“Aku mau nunggu kamu”
                Aku bahagia. Ah, tidak. Aku sedih. Ah, mungkin tidak. Lalu apa yang sebenarnya aku rasakan saat dia mengatakan itu?
                Mungkin hati ini sudah terbagi menjadi dua. Saat aku bertemu dengan dia, aku merasa ada sesuatu lain dalam hati ini. Beribu kupu-kupu berterbangan, mereka seolah ingin menunjukkan kepada setiap orang bahwa aku sedang “jatuh cinta”. Jatuh cinta? Kalau aku boleh memilih, aku tidak ingin jatuh cinta pada masa muda. Aku hanya ingin jatuh cinta pada manusia sempurna yang memang sudah ditakdirkan bersamaku. Namun inilah kehidupan. Harus kita akui bahwa kita tidak bisa berhenti jatuh cinta. Seperti aku saat ini, mungkin aku belum bisa mengartikan ini sebagai jatuh cinta, karena saat aku jauh dari dia, semuanya terasa hambar.              
                Kupu-kupu semuanya hilang entah kemana.  Kemana mereka? Apa mereka dikalahkan oleh rasa gengsi? Apa mereka ditendang oleh bayang-bayang masa lalu? Kadang aku merasa terpenjara oleh komitmen yang aku buat sendiri. Prinsip hidupku membawaku ke puncak penyesalan, mengapa harus kubuat prinsip seperti ini? Andai tak kubuat prinsip itu, mungkin aku sekarang sudah mengakui semuanya, aku tak perlu terpenjara seperti ini. Tapi inilah prinsipku. Setiap orang punya prinsip hidup masing-masing bukan? Dan inilah prinsip hidupku yang aku yakini akan membawaku menjadi manusia yang lebih baik.
                Yap kau benar, aku memang munafik. Membohongi perasaanku sendiri, tapi biarlah aku menikmati kemunafikkan ini. Suatu hari nanti, kalian akan mengerti.



Jember, 28 Oktober 2014


Hedys

Kawan



Maaf.
Mungkin hanya kata itu yang mampu aku katakan kepadamu. Saat aku menulis ini, aku teringat mata cokelatmu yang dengan pandangan kosong menatap dalam kepadaku. Aku teringat senyum getir yang kau goreskan ke dalam wajahmu. Kau seperti ingin memuntahkan semua kesedihan dan kecewamu. Maafkan aku jika aku tak bisa menjadi power ranger yang kamu inginkan, karena aku hanya gadis biasa yang penuh dengan dosa.
Dengarlah kawan, sungguh aku tidak bermaksud membuatmu kecewa atau bahkan sedih. Bukan suatu kebanggaan bagiku, jika aku telah mematahkan hati seseorang. Aku hanya takut, hubungan pertemanan kita selama hampir 3 tahun ini hancur hanya karena sesuatu yang disebut cinta. Aku takut kau tak sudi menggodaku, tidak memfitnahku kalau aku suka ngupil di kelas. Tapi, bagaimana bisa aku mencintai kamu sedangkan masih ada bayang-bayang masa lalu yang selalu mengikutiku?
Sungguh, aku sangat menyayangimu. Menyayangimu sebagaimana aku menyayangi teman-temanku. Sebenarnya apa tujuanmu untuk memintaku menjadi sosok yang special dalam hidupmu? Suatu pesan singkat yang dikirim setiap saat? Kata-kata romantis dan panggilan sayang? Atau untuk pengingat makan dan sholat? Apakah kita tidak sadar bahwa semua itu bisa juga kita dapat dengan hanya menjadi sepasang sahabat. Kita masih bisa menjadi sepasang sahabat yang serasi, bahkan kita mampu mengalahkan pasangan-pasangan kekasih diluar sana yang kata banyak orang jauh lebih serasi. Tenanglah, kita masih bisa mendoakan satu sama lain. Aku harap kata “tidak” dariku tidak menjadi alasan untuk “tidak” lagi berteman denganku. Aku juga berharap jangan sampai tertanam sebuah jarak di antara kita. Masih banyak hal yang belum kita capai. Fokuslah kepada masa depanmu dan kejar cita-citamu selagi kamu memantaskan diri. Jika suatu hari nanti bukan aku, pasti ada yang jauh lebih baik.
Mungkin banyak orang menganggapku aneh bahkan gila, bagaimana bisa aku mengacuhkan cinta dari pria yang menjadi dambaan dari banyak kaum hawa karena ketampanan yang kau punya? Justru ini yang disebut cinta tak pernah memandang fisik seseorang, dan fisik bukan prioritas utama bagiku.  Aku yakin kita sudah cukup dewasa untuk menyikapi ini semua. Semoga semua dapat kembali seperti sedia kala, saat semua belum seperti ini. Kawan.


Jember, 14 Oktober 2014

Hedys