“Aku mau nunggu kamu”
Aku bahagia. Ah, tidak. Aku
sedih. Ah, mungkin tidak. Lalu apa yang sebenarnya aku rasakan saat dia
mengatakan itu?
Mungkin hati ini sudah terbagi
menjadi dua. Saat aku bertemu dengan dia, aku merasa ada sesuatu lain dalam
hati ini. Beribu kupu-kupu berterbangan, mereka seolah ingin menunjukkan kepada
setiap orang bahwa aku sedang “jatuh cinta”. Jatuh cinta? Kalau aku boleh
memilih, aku tidak ingin jatuh cinta pada masa muda. Aku hanya ingin jatuh
cinta pada manusia sempurna yang memang sudah ditakdirkan bersamaku. Namun
inilah kehidupan. Harus kita akui bahwa kita tidak bisa berhenti jatuh cinta.
Seperti aku saat ini, mungkin aku belum bisa mengartikan ini sebagai jatuh
cinta, karena saat aku jauh dari dia, semuanya terasa hambar.
Kupu-kupu semuanya hilang entah
kemana. Kemana mereka? Apa mereka dikalahkan
oleh rasa gengsi? Apa mereka ditendang oleh bayang-bayang masa lalu? Kadang aku
merasa terpenjara oleh komitmen yang aku buat sendiri. Prinsip hidupku
membawaku ke puncak penyesalan, mengapa harus kubuat prinsip seperti ini? Andai
tak kubuat prinsip itu, mungkin aku sekarang sudah mengakui semuanya, aku tak
perlu terpenjara seperti ini. Tapi inilah prinsipku. Setiap orang punya prinsip
hidup masing-masing bukan? Dan inilah prinsip hidupku yang aku yakini akan
membawaku menjadi manusia yang lebih baik.
Yap kau benar, aku memang
munafik. Membohongi perasaanku sendiri, tapi biarlah aku menikmati kemunafikkan
ini. Suatu hari nanti, kalian akan mengerti.
Jember, 28 Oktober 2014
Hedys
Tidak ada komentar:
Posting Komentar